MORAL BIROKRATISASI ALA DESA PEDAWA
Abstract
Kerumitan yang kompleks dunia bisnis memaksa birokrasi yang sehat musti dilaksanakan dengan prinsip-prinsip good corporate governance yang berbasis pada nilai-nilai kebersamaan dan kesetaraan yang bermoral, seperti berani, sederhana, bebas, indah, bermakna, tabiat baik, bangga, ramah, jujur dan cerdas riang, yang merupakan taksu orang Pedawa. Semangat kebersamaan dan kesetaraan yang bermoral dalam konteks Ajeg Bali merupakan bentuk lokal genius yang kompatibel di era modernisasi. Penyebab sesungguhnya adalah kecerdasan orang Pedawa yang berjalan seiring dengan perasaan bangga sebagai keturunan Bali Aga dalam mengantisipasi degradasi moral guna mengelola kesenjangan sosial. Capaian kajian ini menggunakan analisis interpretasi, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi terkait kajian yang relevan dengan judul dan observasi yang dikuatkan oleh wawancara melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk pendataan potensi desa Pedawa, yang melibatkan peran serta mahasiswa dan dosen STIE Satya Dharma Singaraja di bulan Juni dan Juli tahun 2013.
Downloads
References
Geriya I Wayan, dkk, 2010, Kebudayaan Unggul, Inventori Unsur Unggulan Sebagai Basis Kota Denpasar Kreatif, Bappeda Kota Denpasar. Gorda I Gusti Ngurah, 1996, Etika Hindu dan Perilaku Organisasi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma Singaraja. Martin Ramstedt, Fadjar Ibnu Thufail, 2011, Kegalauan identitas, Agama, Etnisitas, Dan Kewarganegaraan Pada Masa Pasca-Orde Baru, Grasindo, Jakarta. Ngurah Bagus I Gusti, dkk, 2002, Kearifan Lokal Dalam Penganekaragaman Menuju Pembangunan Denpasar Yang Berkelanjutan Dari Perpektif Budaya, Kajian Budaya Universitas Udayana. Setia Putu, 1992, Cendekiawan Hindu Bicara, Yayasan dharma Naradha. Sondang P.Siagian, 1994, Patologi Birokrasi, Analisis, Identifikasi Dan Terapinya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.